Mei 22, 2009

Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika

Pada awal perkuliahan ini diberikan pengantar filsafat secara umum. Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf". Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa "filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.
Banyak tambahan pengetahuan yang diperoleh dari para filsuf dari berbagai jaman. Dari pemikiran-pemikiran para filsuf tersebut dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan khususnya matematika. Di samping itu, ternyata para filsuf diantaranya juga merupakan ahli matematika, antara lain : Pythagoras, menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai oleh hukum matematis, bahkan katanya segala-galanya adalah bilangan. Dan yang telah menemukan Teorema Pythagoras. René Descartes, merupakan "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern" serta terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern, Euclides dengan geometrinya, dan masih banyak lainnya.

Dalam setiap perkuliahan terjadi diskusi antara mahasiswa dan dosen. Bahan diskusi yang digunakan antara lain adalah elegi-elegi yang dibuat oleh dosen. Dari elegi-elegi tersebut banyak sekali bahan untuk berdiskusi. Karena dari elegi-elegi tersebut terdapat perbedaan pemikiran antar mahasiswa, dan dosen memberikan penjelasan secara lengkap mengenai apa yang menjadi inti dari elegi-elegi tersebut. Dari elegi-elegi yang dibuat oleh dosen, yaitu Pak Marsigit, setiap eleginya pasti ada makna dan pengetahuan di dalamnya. Elegi yang pertama, yaitu “Elegi Seorang Guru Menggapai Batas”, dari elegi tersebut, guru mempunyai batasan dalam mendidik murid-muridnya, namun jangan sampai kepentingan murid terabaikan. Ada juga “Elegi Seorang Guru Menggapai Siswa”, dimana dalam mengajar murid-muridnya tidak hanya menggunakan metode yang monoton. “Elegi Konferensi Daerah Imajiner“, dari elegi ini kita tahu ilmu yang dimiliki bermacam-macam profesi pekerjaan. “Elegi Konferensi Internasional Imajiner”, pendapat-pendapat para filsuf dunia mengenai ilmu. “Elegi Menggapai Ruang dan Waktu”, semua yang ada di dunia ini dalam ruang dan waktu, dalam melakukan segala hal harus sesuai dengan ruang dan waktu. Pada “Elegi Ucapan Selamat Jalan” terungkap semua apa yang selama ini terdapat dalam elegi-elegi sebelumnya, orang tua berambut putih merupakan ilmu, pertanyaan, dan bahkan dosen mata kuliah ini. Terungkap tentang jebakan filsafat, apa itu patung filsafat, mitos dan logos, dan masih banyak lagi. Untuk menjadi seorang guru yang baik harus selalu memantau apa yang telah terjadi dalam dunia pendidikan, tidak hanya mengajar matematika dan menguasai materipelajaran saja, namun juga dituntut untuk dapat mengetahui aspek pendidikan matematika.

Dari perkuliahan ini, seorang guru jadi tahu bagaimana bertindak sebagai guru yang baik. Sebagai seorang pendidik, khususnya matematika, tidak hanya tentang bagaimana menyampaikan rumus - rumus saja namun bagaimana menyampaikan tersebut rumus-rumus maupun semua materi yang ada dalam pelajaran matematika secara bermakna. Sehingga diharapkan murid-murid akan paham mengapa rumusnya harus itu, mengapa rumus ini harus digunakan untuk menyelesaikan soal itu, dan lainnya.